IMPIAN
KOMUNITAS ADAT TERPENCIL (KAT) DALAM MENEMBUS DEBU
(Desa Molintogupo Kec.
Suwawa Selatan Kab. Bone Bolango Prov. Gorontalo)
Sepenggal cerita tentang
komunitas adat terpencil yang begitu terasing tanpa
fasilitas pendidikan dan kesehatan, serta jalan tanah yang kerap menjadi penghambat bagi masyarakat Komunitas Adat Terpencil (KAT) yang sebagian besar berprofesi sebagai peladang Cabai dan Kemiri guna menjual hasil ladang mereka. Komunitas ini adalah bagian kecil dari satu Desa yang bernama Molintogupo yang berpenduduk sebanyak 1018 jiwa, yang terbagi atas 277 KK.
fasilitas pendidikan dan kesehatan, serta jalan tanah yang kerap menjadi penghambat bagi masyarakat Komunitas Adat Terpencil (KAT) yang sebagian besar berprofesi sebagai peladang Cabai dan Kemiri guna menjual hasil ladang mereka. Komunitas ini adalah bagian kecil dari satu Desa yang bernama Molintogupo yang berpenduduk sebanyak 1018 jiwa, yang terbagi atas 277 KK.
Kata Molintogupo berasal dari kata “TOHUPO” dalam bahasa Suwawa yaitu nama pohon kayu, sebagaimana cerita orang tua dulu bahwa orang yang berasal dari seberang sungai Bone kalau melewati tempat ini ceritanya lewat TOHUPO. Dengan berjalannya waktu, nama pohon TOHUPO itu menjadi nama satu Desa dan sudah disempurnakan menjadi MOLINTOGUPO.
Desa Molintogupo diresmikan menjadi Desa definitif yang terbentuk pada Tahun
1884 dengan Kepala Desa pertama bernama “
POGA MANOPO “ yang memerintah sampai dengan Tahun 1896.
Desa Molintogupo
memiliki luas wilayah 5.866.037 km2 yang batas-batas wilayahnya antara lain;
a) Sebelah
Utara : Desa Alale Kec. Suwawa Tengah
b) Sebelah
Selatan :
Desa Molotabu Kec. Kabila Bone
c) Sebelah
Barat : Desa Libungo Kec. Suwawa Selatan
Luas kemiringan
lahan (Rata-rata) datar 29 Ha, ketinggian diatas permukaan Laut (rata-rata)
14m, Luas Lahan Permukiman 3199 km
Klimatologi Desa
Molintogupo :
Suhu : 27 – 30 ˚C
Curah
Hujan : 2000/3000 mm
Dari sepenggal cerita itu
muncul beberapa ide dari Pemerintah Kecamatan yang didukung oleh Pemerintah
Kabupaten Bone Bolango, yang kemudian diteruskan ke Pemerintah Pusat dalam hal
ini Departemen Sosial yang kebetulan mempunyai program yang sejalan dengan ide
tersebut, agar kiranya kelompok masyarakat tersebut direlokasi ketempat yang
lebih dekat dengan pusat Desa Molintogupo, agar lebih berkembang dan dapat
berbaur dengan masyarakat lainnya. Karena sebelum Tahun 2012 masyarakat komunitas
adat terpencil ini tinggal didaerah pegunungan hutan produktif, dimana lokasi
tersebut harus ditempuh dengan waktu sekitar 3 hingga 5 jam perjalanan bagi
komunitas tersebut.
Pada Tahun 2012 sekitar 50
KK warga yang tinggal didaerah
pegunungan hutan produktif direlokasi ketempat baru yang telah disediakan oleh
pemerintah berupa lahan dan bangunan yang layak huni dan berjarak kurang lebih
1,5 Km dari pusat Desa Molintogupo yang nantinya menjadi daerah KAT atau Dusun
IV Bubatuno yang pada Tahun 2013 telah berkembang menjadi 75 KK. Tapi sayang
pembangunan hunian tersebut tidak diiringi dengan pembangunan sarana pendidikan
dan kesehatan, serta infrastruktur jalan yang menunjang.
Pada
Tahun 2012 lewat Program PNPM Mandiri PerDesaan Pemerintah Desa mangajukan
usulan kegiatan sarana prasarana peningkatan jalan sepanjang 659 m
dengan lebar 2,6 m dalam bentuk Proposal
Usulan Kegiatan untuk Tahun Anggaran 2013. Alokasi Dana Kegiatan tersebut
terdiri dari :
PNPM-MP : Rp. 227.290.000,-
Opr. TPK : Rp.
7.177.000,-
Swadaya : Rp. 3.012.500,-
Total : Rp. 239.252.000,-
Pada
Tahun yang bersamaan usulan tersebut lolos verifikasi berdasarkan skala
kebutuhan, kemenDesakan warga dusun IV Bubatuno (KAT) dan masuk dalam skala prioritas Tahun Anggaran
2013.
Melalui komunikasi dan koordinasi yang baik antar pelaku tingkat Desa maupun tingkat kecamatan pelaksanaan pekerjaan peningkatan jalan ( rabat beton ) tersebut berjalan dengan baik. Dan melalui kegiatan ini juga beberapa KK miskin mendapatkan penghasilan tambahan karena terlibat langsung dalam kegiatan tersebut.
Kegiatan ini tidak mungkin
terlaksana dan terealisasi dengan baik kalau hanya mengandalkan dana BLM,
tetapi juga peran serta masyarakat dalam berswadaya sangat membantu
penyelesaian kegiatan ini.
Dengan terselesaikannya
kegiatan ini, masyarakat mendapatkan dampak yang positif berupa sarana
pendidikan dan pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau serta peningkatan
pendapatan yang jauh lebih baik dari sebelumnya dikarenakan akses jalan yang
menunjang.
Kedepan
masyarakat masih menaruh harapan kepada Program PNPM Mandiri PerDesaan untuk kelanjutan
peningkatan Jalan Rabat Beton dan saluran drainase yang sekiranya dapat segera
terwujud.
Pengirim Berita
Helena Sundah FT Suwawa Selatan, Alamat Facebook Klik Disini
Irwan Sakula FK Suwawa Selatan, Alamat Facebook Klik Disini
Pengirim Berita
Helena Sundah FT Suwawa Selatan, Alamat Facebook Klik Disini
Irwan Sakula FK Suwawa Selatan, Alamat Facebook Klik Disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar