Jumat, 04 April 2014

Kecamatan Suwawa Selatan

IMPIAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL (KAT) DALAM MENEMBUS DEBU     
(Desa Molintogupo Kec. Suwawa Selatan Kab. Bone Bolango Prov. Gorontalo)
Sepenggal cerita tentang komunitas adat terpencil yang begitu terasing tanpa 


fasilitas pendidikan dan kesehatan, serta jalan tanah yang kerap menjadi penghambat bagi masyarakat Komunitas Adat Terpencil (KAT) yang sebagian besar berprofesi sebagai peladang Cabai dan Kemiri guna menjual hasil ladang mereka. Komunitas ini adalah bagian kecil dari satu Desa yang bernama Molintogupo yang berpenduduk sebanyak 1018 jiwa, yang terbagi atas 277 KK.

Kata Molintogupo berasal dari kata TOHUPO dalam bahasa Suwawa yaitu nama pohon kayu, sebagaimana cerita orang tua dulu bahwa orang yang berasal dari seberang sungai Bone kalau melewati tempat ini ceritanya lewat TOHUPO. Dengan berjalannya waktu, nama pohon TOHUPO itu menjadi nama satu Desa dan sudah disempurnakan menjadi MOLINTOGUPO.
Desa Molintogupo diresmikan menjadi Desa definitif yang terbentuk pada Tahun 1884 dengan Kepala Desa pertama bernama “ POGA MANOPO “ yang memerintah sampai dengan Tahun 1896.
Desa Molintogupo memiliki luas wilayah 5.866.037 km2 yang batas-batas wilayahnya antara lain;
a)    Sebelah Utara : Desa Alale Kec. Suwawa Tengah
b)   Sebelah Selatan : Desa Molotabu Kec. Kabila Bone
c)    Sebelah Barat  : Desa Libungo Kec. Suwawa Selatan
d)    Sebelah Timur : Desa Molintogupo Kec. Suwawa Selatan
Luas kemiringan lahan (Rata-rata) datar 29 Ha, ketinggian diatas permukaan Laut (rata-rata) 14m, Luas Lahan Permukiman 3199 km
Klimatologi Desa Molintogupo :
Suhu                   : 27 – 30 ˚C
Curah Hujan     : 2000/3000 mm
Dari sepenggal cerita itu muncul beberapa ide dari Pemerintah Kecamatan yang didukung oleh Pemerintah Kabupaten Bone Bolango, yang kemudian diteruskan ke Pemerintah Pusat dalam hal ini Departemen Sosial yang kebetulan mempunyai program yang sejalan dengan ide tersebut, agar kiranya kelompok masyarakat tersebut direlokasi ketempat yang lebih dekat dengan pusat Desa Molintogupo, agar lebih berkembang dan dapat berbaur dengan masyarakat lainnya. Karena sebelum Tahun 2012 masyarakat komunitas adat terpencil ini tinggal didaerah pegunungan hutan produktif, dimana lokasi tersebut harus ditempuh dengan waktu sekitar 3 hingga 5 jam perjalanan bagi komunitas tersebut.
Pada Tahun 2012 sekitar 50 KK  warga yang tinggal didaerah pegunungan hutan produktif direlokasi ketempat baru yang telah disediakan oleh pemerintah berupa lahan dan bangunan yang layak huni dan berjarak kurang lebih 1,5 Km dari pusat Desa Molintogupo yang nantinya menjadi daerah KAT atau Dusun IV Bubatuno yang pada Tahun 2013 telah berkembang menjadi 75 KK. Tapi sayang pembangunan hunian tersebut tidak diiringi dengan pembangunan sarana pendidikan dan kesehatan, serta infrastruktur jalan yang menunjang.
Pada Tahun 2012 lewat Program PNPM Mandiri PerDesaan Pemerintah Desa mangajukan usulan kegiatan sarana prasarana peningkatan jalan sepanjang 659 m dengan lebar  2,6 m dalam bentuk Proposal Usulan Kegiatan untuk Tahun Anggaran 2013. Alokasi Dana Kegiatan tersebut terdiri dari :
PNPM-MP   :   Rp.  227.290.000,-
Opr. UPK     :   Rp.       4.785.000,-
Opr. TPK      :   Rp.        7.177.000,-
Swadaya      :   Rp.        3.012.500,-
Total              :   Rp.   239.252.000,-         
Pada Tahun yang bersamaan usulan tersebut lolos verifikasi berdasarkan skala kebutuhan, kemenDesakan warga dusun IV Bubatuno (KAT)  dan masuk dalam skala prioritas Tahun Anggaran 2013.

Melalui komunikasi dan koordinasi yang baik antar pelaku tingkat Desa maupun tingkat kecamatan pelaksanaan pekerjaan peningkatan jalan ( rabat beton ) tersebut berjalan dengan baik. Dan melalui kegiatan ini juga beberapa KK miskin mendapatkan penghasilan tambahan karena terlibat langsung dalam kegiatan tersebut.
Kegiatan ini tidak mungkin terlaksana dan terealisasi dengan baik kalau hanya mengandalkan dana BLM, tetapi juga peran serta masyarakat dalam berswadaya sangat membantu penyelesaian kegiatan ini.
Dengan terselesaikannya kegiatan ini, masyarakat mendapatkan dampak yang positif berupa sarana pendidikan dan pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau serta peningkatan pendapatan yang jauh lebih baik dari sebelumnya dikarenakan akses jalan yang menunjang.
Kedepan masyarakat masih menaruh harapan kepada Program  PNPM Mandiri PerDesaan untuk kelanjutan peningkatan Jalan Rabat Beton dan saluran drainase yang sekiranya dapat segera terwujud.


Pengirim Berita
Helena Sundah FT Suwawa Selatan, Alamat Facebook Klik Disini
Irwan Sakula FK  Suwawa Selatan, Alamat Facebook Klik Disini



Tidak ada komentar:

Posting Komentar